Hadapi Ancaman Digital, Visa Dorong Ekosistem Pembayaran Aman di Tengah Lonjakan Scam dan AI

08/12/2025

● Transformasi digital di Indonesia telah mendorong perubahan signifikan dalam perilaku konsumen, di mana transaksi digital kini mencakup 55% dari total pengeluaran, meningkat 2,4 kali lipat dalam lima tahun terakhir dan melampaui penggunaan uang tunai.
● Visa juga dengan bangga memperkenalkan VVAI dan Featurespace sebagai solusi pencegahan penipuan berbasis AI.

 

Visa (NYSE: V), pemimpin global dalam pembayaran digital, menyelenggarakan Visa Indonesia Industry Risk Forum 2025 di Jakarta, sebagai wujud komitmen dalam memperkuat keamanan transaksi digital. Dengan mengusung tema "Making The World a Safer Place to Transact", forum ini menjadi wadah strategis untuk kolaborasi antara Visa dengan perbankan dan pelaku fintech, sekaligus menegaskan peran Visa dalam membentuk ekosistem pembayaran yang lebih aman, terpercaya, dan berkelanjutan. Melalui materi yang dibawakan oleh tim Risk dan Product Visa Asia Pasifik, acara ini berfokus pada peningkatan strategi pencegahan penipuan serta pengembangan kerangka perlindungan konsumen yang kuat guna mendukung lanskap pembayaran real-time Indonesia yang terus berkembang.

Transformasi digital di Indonesia telah mendorong perubahan signifikan dalam perilaku konsumen. Saat ini, transaksi digital mencakup 55% dari total pengeluaran konsumen, meningkat 2,4 kali lipat dalam lima tahun terakhir dan telah melampaui penggunaan uang tunai1. Perubahan ini membuka peluang besar bagi pelaku usaha untuk berinovasi dan menjangkau konsumen secara lebih luas, sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mempercepat digitalisasi sistem pembayaran nasional.

“Indonesia berada pada titik penting dalam perjalanannya menuju ekonomi digital. Peralihan dari uang tunai ke pembayaran digital bukan sekadar tren, melainkan cerminan kesiapan kita untuk berinovasi, memperkuat ketahanan sistem keuangan, dan mendorong inklusi ekonomi yang lebih luas. Namun, seiring dengan kemajuan ini, tantangan keamanan menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, Visa Risk Forum menjadi platform strategis untuk bertukar wawasan dan solusi dalam menghadapi lanskap ancaman digital yang terus berkembang,” ujar Vira Widiyasari, Country Manager Visa Indonesia.

Sebagai bagian dari komitmennya dalam menjaga integritas dan keamanan sistem pembayaran digital, Visa terus memperkuat upaya dalam memerangi kejahatan siber dan penipuan. Langkah ini diwujudkan melalui peningkatan kemampuan jaringan teknologi keamanan serta investasi strategis yang telah mencapai lebih dari USD 12 miliar dalam lima tahun terakhir2. Dana tersebut difokuskan untuk melindungi konsumen dan pelaku usaha dari berbagai bentuk ancaman digital yang semakin kompleks dan dinamis.

Oleh karena itu, penyelenggaraan Visa Risk Forum 2025 menjadi sangat signifikan. Forum ini tidak hanya berfungsi sebagai platform kolaboratif lintas pemangku kepentingan, tetapi juga sebagai ruang strategis untuk bertukar wawasan, pengalaman, dan pendekatan dalam menghadapi dinamika ancaman digital yang terus berkembang. Di era yang ditandai oleh percepatan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, respons yang reaktif terhadap ancaman tidak lagi memadai. Pemangku kepentingan dituntut untuk lebih tanggap, adaptif, dan senantiasa berada satu langkah lebih maju dalam menghadapi risiko yang muncul.

Visa berharap sesi diskusi dan kolaborasi dalam forum ini dapat mendorong terciptanya sinergi yang lebih erat antar pelaku industri, membuka dialog yang konstruktif, serta memperkuat komitmen bersama dalam membangun ekosistem pembayaran digital Indonesia yang aman, terpercaya, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Sebagai bagian dari forum ini, Visa turut memperkenalkan solusi deteksi fraud berbasis AI dan machine learning yaitu seperti Visa Account Attack Intelligence (VAAI)3, untuk mengidentifikasi dan mencegah serangan enumerasi (informasi sensitif), dan Featurespace4, sebuah solusi inovatif yang dirancang untuk mencegah fraud secara proaktif dari berbagai macam metode pembayaran secara real time bahkan sebelum penipuan terjadi. Fleksibilitas yang memungkinkan penerapan di seluruh jenis metode pembayaran digital, menjadikan Featurespace solusi yang inklusif dan efektif bagi industri finansial.

 

(Ki-Ka) Abdul Rahim, Head of Risk, Regional SEA Visa; Dessy Masri, Head of Products and Solutions, Visa Indonesia;

Stefaan D’Hoore, AP Regional Risk Officer Visa; Vira Widiyasari, Country Manager, Visa Indonesia; Sen Dibyajyoti, AP Visa Consulting & Analytics; Phillip Finnegan, AP Featurespace General Manager; dan Nitia, Head of Risk, Visa Indonesia, dalam acara Visa Indonesia Industry Risk Forum 2025 di Jakarta, Kamis (7/8). Visa mengangkat keamanan digital adaptif seperti Featurespace dan VAAI sebagai salah satu topik penting dalam menjawab tantangan fraud yang semakin kompleks di Indonesia.

 

Stefaan D’Hoore, AP Regional Risk Officer Visa, membawakan sesi pertama yang membahas tentang tingkat penipuan pembayaran di Asia Pasifik serta peningkatan adopsi teknologi keamanan seperti EMV 3DS dan tokenisasi.

 

Nitia, Head of Risk, Visa Indonesia, saat menyampaikan materi dalam Visa Indonesia Industry Risk Forum 2025 di Jakarta, Kamis (7/8). Forum ini menjadi wadah penting untuk mendiskusikan urgensi peningkatan keamanan pembayaran digital.

 

__________________________________________

1 Oxford Economics Bank Indonesia Statistics dan Internal Visa Research 2024

2 Visa Extends Cybersecurity Expertise, Prioritizing Proactive Defense Strategies for Clients | Visa

3 Visa Account Attack Intelligence (VAAI) Score

4 Visa and Featurespace join forces | Visa

 

Tentang Visa

Visa (NYSE: V) adalah pemimpin dunia dalam pembayaran digital, yang memfasilitasi transaksi antara konsumen, pedagang, lembaga keuangan, dan entitas pemerintah di lebih dari 200 negara dan wilayah. Misi kami adalah menghubungkan dunia melalui jaringan pembayaran yang paling inovatif, nyaman, andal, dan aman, sehingga memungkinkan individu, bisnis, dan ekonomi berkembang. Kami percaya bahwa ekonomi yang mencakup semua orang di mana pun, akan mengangkat semua orang di mana pun, dan melihat akses sebagai dasar bagi pergerakan uang di masa depan.