Belanja online sudah bukan hal baru di Asia Pasifik. Lebih dari 20 tahun lalu, toko berbasis web mulai bermunculan, meski saat itu masih sederhana dan terbatas. Seiring berkembangnya teknologi dan hadirnya berbagai platform eCommerce, pengalaman belanja online kini semakin praktis dan nyaman.
Hari ini, eCommerce bukan lagi sekadar alternatif, tapi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Konsumen di Asia Pasifik semakin terbiasa membeli hampir semua hal secara online: mulai dari kebutuhan rumah tangga, produk perawatan diri, hingga barang-barang mewah. Laporan Geen Shoots Radar dari Visa bahkan menunjukkan tren menarik: belanja online kini makin bersifat global, mobile, dan lintas platform, terutama di kalangan konsumen muda yang sangat akrab dengan dunia digital.
Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan baru. Sistem pembayaran dalam eCommerce perlu terus beradaptasi agar bisa menghadirkan pengalaman yang mudah, aman, dan tanpa hambatan. Hal ini sangat penting, apalagi bagi konsumen yang tidak menggunakan kartu kredit. Dengan solusi pembayaran yang lebih inklusif, semua orang dapat menikmati kenyamanan belanja online, kapan saja dan di mana saja.
Belanja sehari-hari kini menjadi online, begitu juga dengan hobi dan barang mewah.

Semakin luasnya penggunaan eCommerce mendorong meningkatnya jumlah pembelian online. Konsumen kini beralih ke berbagai pedagang digital, baik melalui situs web maupun platform eCommerce, untuk memenuhi beragam kebutuhan mereka.
Menurut laporan Visa Green Shoots Radar, sebanyak 66% responden di Asia Pasifik menyatakan melakukan transaksi eCommerce setidaknya sekali seminggu. Angka tersebut bahkan melonjak hingga 86% di Tiongkok Daratan.
Kategori belanja paling populer adalah fashion (48%), disusul bahan makanan (47%) dan perawatan pribadi (45%). Temuan ini menunjukkan peran eCommerce yang semakin besar dalam membantu konsumen menghemat waktu untuk pembelian rutin.
Selain belanja harian, konsumen juga memanfaatkan eCommerce untuk berbelanja lintas negara demi memenuhi hobi dan minat pribadi. Sebanyak 23% responden membeli produk mewah dari toko online luar negeri, sementara 22% berbelanja seni dan kerajinan tangan, serta 22% membeli produk terkait game.
Kategori game sendiri menunjukkan pertumbuhan paling pesat. Lebih dari 53% responden telah membeli produk maupun layanan game secara online dalam setahun terakhir, terutama di kalangan Milenial (54%) dan Generasi X (57%).
Generasi muda semakin menjadikan marketplace global sebagai destinasi utama belanja mereka

Konsumen kini juga aktif berbelanja di marketplace global. Pembelian eCommerce lintas batas terus meningkat di seluruh edisi laporan Visa Green Shoots Radar, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa 39% responden berbelanja dari pedagang luar negeri setidaknya sekali seminggu, naik dari 32% pada edisi sebelumnya di Juni 2024. Responden di Indonesia, Tiongkok Daratan, Thailand, dan Vietnam tercatat sebagai yang paling sering berbelanja lintas negara.
Yang lebih menarik, Gen Z (18–26 tahun) dan Milenial Muda (27–34 tahun) menjadi pendorong utama tren ini. Sebanyak 47% Gen Z dan 49% Milenial Muda mengatakan mereka berbelanja secara global setidaknya sekali dalam sebulan.
Generasi mobile-first memicu lahirnya inovasi baru dalam pembayaran tanpa kartu fisik.

Implikasi adopsi eCommerce adalah munculnya pembayaran tanpa kehadiran kartu (CNP), mengacu pada transaksi berbasis kartu di mana konsumen tidak secara fisik menunjukkan kartu mereka kepada pedagang pada titik pembayaran.
Seiring berkembangnya eCommerce di Asia Pasifik, peningkatan frekuensi, kecepatan, dan variasi pembelian online di seluruh situs web dan platform menciptakan tantangan dan peluang baru bagi ekosistem pembayaran.
Yang pertama adalah solusi pembayaran yang lebih cepat dan andal yang bekerja secara konsisten, di mana pun konsumen berbelanja secara online. Menurut laporan Green Shoots Radar, 6 dari 10 responden menghadapi masalah ketika membayar dengan kartu untuk pembelian eCommerce setidaknya sekali dalam setahun terakhir, dan 14% mengalami masalah lebih dari empat kesempatan. Hal ini berkisar dari lupa detail kartu hingga tidak menerima One-Time Password (OTP) atau peringatan aplikasi perbankan untuk mengautentikasi transaksi, yang mengarah ke keranjang belanja yang ditinggalkan atau menggunakan metode pembayaran lainnya.
Untuk mengatasi hal ini, kita perlu memikirkan kembali kredensial kartu. Visa Token Service, yang menggantikan nomor kartu 16-digit dengan token terenkripsi yang aman, telah membuat transaksi digital lebih aman bagi konsumen, tetapi langkah selanjutnya adalah menciptakan pengalaman terpadu tanpa kartu yang menumbuhkan kepercayaan pada setiap transaksi, baik konsumen berbelanja di perangkat seluler atau komputer, aplikasi atau situs web, dan lokal maupun luar negeri.
Yang kedua adalah otentikasi modern untuk generasi pertama mobile. Metode otentikasi pembayaran tradisional, seperti memasukkan nomor kartu 16 digit dan kode keamanan kartu secara manual, peringatan bank, dan OTP, masih efektif hingga saat ini, tetapi dapat menyulitkan konsumen untuk berbelanja di mana pun menggunakan ponsel mereka.
Dengan semakin banyaknya ponsel saat ini yang menawarkan kemampuan biometrik, seperti sidik jari dan pengenalan wajah, bentuk otentikasi biometrik, seperti Passkey Pembayaran Visa, dapat melengkapi teknologi tokenisasi pembayaran guna membuat pembayaran eCommerce lebih aman dan lebih mudah.
Seperti yang akan Anda lihat, pembayaran yang aman dan aman akan sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan eCommerce di Asia Pasifik. Nantikan terus untuk mengetahui mengapa hal tersebut sangat penting, dan bagaimana Visa mengubah pembayaran eCommerce di kawasan ini.